Siapa sih yang gak senang dengan yang namanya gajian?
Apalagi kalau datangnya sudah menjelang pertengahan bulan, wahh.. keinginan
untuk langsung membelanjakannya kayaknya susah buat ditahan-tahan, apalagi bagi
yang baru fresh graduate. Kapan lagi
bisa bebas beli ini itu tanpa mikirin duit jajan yang gak seberapa dari Papa
atau Mama?
Itu sih hal yang kuhadapi waktu pertama kali dapat duit
jajan sendiri. Uangnya lebih banyak dialokasikan ke hal yang berupa ‘senang-senang’
sampai hampir lupa nabung. Padahal kalau boleh jujur, income sebagai fresh graduate
itu gak seberapa, malah lebih kecil dari transfer bulanan yang rutin Papa kasih
dulu pas jamannya kuliah. Terus dulu aku nggak perlu pusing sama yang namanya
duit pulsa, uang bensin atau kekurangan duit di akhir bulan karena selalu ada
Mama yang nombok. Kadang kalau keseringan pernah ditegur juga, tapi masih kebal
mukanya alias gak tau malu hihihi.
So,
thats why i think, i'm must change my lifetyle to survive. Kalau
nggak mau ditarik kembali ke kampung halaman, mengingat kondisi keuanganku yang
acak kadul kayak gini, i’m must manage my
habit. Dari dulu sebenarnya juga udah dibiasain hemat sama orang tua,
apalagi dari Papa yang jagonya ngatur cash
flow biar kehidupan rumah tangga tetap lancar.
Sayangnya kebiasaan baik Papa itu enggan banget aku turutin.
Balik lagi, masalah gaya hidup yang boros dan impulsif. Lihat ini mau, nengok
barang baru yang gak perlu-perlu amat langsung beli dan diracunin dikit soal lipstick gak bisa nahan. Hedeh, kapan coba
baru bisa nabung?
Andai ya kalau bisa di flash
back kembali waktu, at least
setaun dua tahun lalu, kalau saja aku bisa sisihkan 30-50% uang jajan yang Papa
kasih per bulannya, pasti sekarang life
finance-ku sudah lumayan terjamin. Gak perlu terlalu takut duit abis karena
travelling dan sebagainya. At least punya pegangan yang lebih dari
cukup untuk survived beberapa bulan
ke depan atau modal kecil buat melanjutkan mimpi.
Nah, setelah delapan bulan kerja di kantor, enam bulan
terakhir ini aku kayak disadarin dengan sendirinya karena selalu melarat sebelum
akhir bulan. Bayangin, aku bahkan pernah gak punya duit seperser-pun (untuk
jajan) karena danaku yang habis-habisan buat senang-senang. Have fun di sini dalam artian karena aku
suka jajan makanan dan makeup,
terutama kuliner, hampir setiap weekend
berturut-turut, bahkan hari Jumat sudah dengan sewenang-wenang makan beberapa
kali di luar. Mulai dari minum, makan siang, dinner atau snack time di
tempat yang agak fancy. Well, kalau di-counting, rasanya kok duit jajan hanya buat dana kuliner luar biasa
membengkak ya? Haha. Belum lagi makeup
yang dulu almost rutin tiap bulan,
apalagi cewek, gincu gak cukup cyinn
kalau cuma satu warna hehe.
Akhirnya karena gak tahan dan merasa ini udah di luar
keuangan yang sehat, dua bulan belakangan ini aku mulai mengerem napsu untuk
belanja ini itu, paling mentok juga lebih sering window shopping dari pada langsung ke toko dan beli. Nyesss banget rasanya huhu.
Selama dua bulanan, aku lumayan nyaman dengan ilmu yang udah
diajarin Mama serta beberapa tips yang di kasi tau oleh para tetuah di google untuk mencukupi kebutuhan
finansialku sebagai fresh graduate yang
masih single (aku tambahin happy ya biar gak terkesan lonely haha).
-
Make a priority list, Do’s and Don’t!
Poin pertama yang paling dan
harus aku lakuin supaya keuanganku nggak amburadul adalah bikin monthly list. For Your Information (FYI), aku paling benci hamburin isi kertas
dan pena buat hal-hal kayak gini. Pusing soalnya ngeliat secarik kertas ini
terpampang di depan meja belajar.
Tapi suka gak suka, harus mulai
belajar dan memprioritaskan hal-hal yang bener-bener penting. So, here’s my priority list:
· Buat amplop budget, misalnya
amplop pertama untuk belanja, kedua buat senang-senang, bayar pulsa dan bensin,
dana online shop dalam beberapa
amplop yang berbeda. Ini supaya keuanganmu gak kecampur-campur dan riweh
nantinya. Trik ini cukup ngebantu lho, walau kadang-kadang tanganku masih usil
ngambil amplop pulsa dan bensin buat jajan di online shop hehe.
· Ketika gajian,
langsung bayar kost-an, gak boleh ditahan-tahan sampai pertengahan bulan karena
bisa jadi alokasi dana buat kebutuhan primer ini berantakan kepake buat
yang lain-lain. Untuk kamu yang belum tahu, aku ini anak perantauan jadi mau
gak mau masih ngekos. Kos bulananku harganya 1,4 juta/bulan yang sampai saat
ini masih dibantu orang tua (thanks,
God!) karena mengingat kondisi keuanganku belum stabil. Tapi aku sering
usil ngambil duit dikit-dikit dari dana kost-an karena terkadang sifat
impulsifku buat beli ini itu belum terpenuhi. Alasannya simpel, gaji udah habis
duluan (aku malu sih ngomongin ini, ketahuan banget aku cewek boros yang gak
bertanggung jawab dulu, tapi gak apa-apa, sharing
my opinion is better than nothing, because sharing is caring).
· Bayar hutang, baik ke
orang tua atau siapapun yang kamu pinjem duitnya. Ketika hutang udah lunas,
baru deh bisa jump ke poin
selanjutnya.
· Dana darurat (sakit, kecelakaan, motor/ laptop
atau tv yang rusak) , walaupun sudah di cover kantor buat BPJS, tetap aja masih khawatir hal lain karena
fungsinya hanya untuk kesehatan. Biasanya aku sisihkan 5-10% dari duit gaji
karena alat elektronik yang lainnya pernah membutuhkan dana ini.
· Kebutuhan primer, misalnya
dari sembako dan hal-hal yang sifatnya urgent
harus dibeli saat itu juga. Gak mau lagi deh pas belanja bulanan musti horor
sendiri mikirin duit yang gak cukup buat beli kebutuhan paling penting ini.
· Investasi, kayaknya
udah lumrah banyak anak muda yang tau pentingnya tabungan berupa investasi ini
karena jumlahnya bertambah terus-menerus, bisa dapat untung sesuai jenis
investasi yang kamu pilih. Kalau jenis investasiku lebih kecil risiko-nya karena
dalam bentuk emas (yang gak seberapa) dan mata uang negara asing yang kubeli
saat harganya turun, sehingga punya ancang-ancang buat dijual lagi saat kurs-nya
melonjak naik atau aku gunain buat bekal keliling dunia nanti.
· Tabungan, dari
pelajaran hidup selama enam bulanan kemarin selalu bokek masih menjelang awal
bulan, akhirnya aku mutusin buat nabungin minimal 20% dari jumlah gajiku per
bulan. Iya, gak boleh kurang. Agak kelabakan dan mau nangis waktu itu nggak
boleh nyentuh dana ini. Bayangin dong, dari dulu yang bisa bebas makan apa aja,
beli ini itu jadi tiba-tiba harus ngerem ‘hasrat’ belanja itu susahnya setengah
mati. Tapi setelah lewat dua bulanan, it’s
pretty works on me, kadang karena nerapin sistem ini saat mau beli barang,
aku lebih teliti dan gak langsung beli. Tapi tunggu satu minggu kemudian, kalau
keinginan mau shopping itu masih gede
ya sudahlah dibeli tapi kalau nggak,
well, thanks God!
· Have
fun, aku itu
bukan tipe orang yang udah kerja capek-capek banting tulang dari jam 9 a.m- 6
p.m, bahkan kadang lembur yang itungannya gak dibayar tapi nggak menikmati
sepeser-pun gaji yang aku terima. Menurutku, jalan-jalan seru sama temen itu
juga perlu, nyisihin waktu buat self
reward seperti eyelash extention
atau massage kaki itu gak dosa asal
gak melebihi budget senang-senang yang ditentuin. Ini aku buat sebagai bentuk
apresiasi kepada diri sendiri yang udah nyari duit.
-
Your time is money,
Sama
sekali nggak terbersit dipikiranku kalau value
jam istirahat yang notabene di luar jam kerja itu segitu pentingnya buat orang
yang nyari duit tambahan lagi sebagai freelancer.
Aku sendiri prefer habisin akhir pekan ngelakuin hal seru yang aku mau, di
luar pekerjaan supaya pas hectic monday-nya
bisa di-handle dengan senyuman.
Kadang pernah sesekali ngambil sponsored
post, tapi gak sering, disesuain
lagi dengan kebutuhan kulit dan jenisnya.
Pas
udah kerja, aku banyak banget lihat orang-orang yang ngambil side job buat nambah duit jajan di akhir
pekan. Well, aku tertarik nyoba, tapi
yang mungkin sesuai kemampuan, gak nyita waktu istirahat secara keseluruhan dan
pastinya kerjaannya bikin aku betah.
-
Set your goals!
Seumur-umur,
aku gak pernah mau mikirin hal yang muluk-muluk soal akan jadi apa aku 10, 20
atau 30 tahun ke depannya. Fokusku saat ini ya kerja, nyari duit dan jalan.
Udah. Beres. Hidup itu udah riweh, ngapain ditambah goals yang bikin pusing sendiri?
Nyatanya
aku salah total. I’m so naive, gak
mikirin kalau boros terus di waktu muda, bakalan ngorbanin banyak hal pas tua
nanti. Jadi lebih baik matangin tujuanku sedini mungkin, prosesnya emang
nyakitin tapi lebih baik punya rencana diumur 22 kayak gini daripada nggak sama
sekali. How do you see yourself 10 years
later, guys? Comment below!
Intinya aku mau
sampain ke kalian selagi muda dan fresh graduated, menabunglah sedini
mungkin. Ingat juga semua tips di atas gak bisa jalan kalau kamu nggak
menerapkan sifat disiplin dan komitmen, atau mempertahankan slogan “nantilah.. nanti aja, masih lama..”
Well, honey, kalau kamu
masih berpikiran seperti itu setiap hari, hal yang bisa dilakukan hari ini juga
bisa ketunda terus, lalu gak terasa dirimu sudah tua dan baru menyesal. Aku
sendiri bersyukur banget udah sadar pas umur segini, yang masa produktif
kerjanya masih tinggi. Jadi masih bisa memperbaiki keuanganku yang sembrono as fresh graduate.
Semoga tips di atas
membantu kamu yang masih riweh ngatur keuangan sebagai fresh graduate, ya! Kalau kamu
punya tips, boleh juga share di kolom komentar, siapa tahu bisa
jadi insight buat lebih nyiasatin persiapan
finansialku ke depannya.
Cherrs!
KEEP IN TOUCH HERE:
QUESTION AND SPONSORSHIP
email: vennyfirstyani@yahoo.co.id
FOLLOW MY JOURNEY
SNAPCHAT: VENNYFIRSTYANI1
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.