Maleficent, peri antagonis yang menyentuh hati
By venny-first-diary,blogspot.com - Tuesday, June 10, 2014
Yuhuu...akhirnya film
aliranku muncul juga! Haha :)
Aku bilang ‘film aliranku’
karena aku suka banget dengan genre film seperti serial Harry potter, Percy
Jackson, Twilight saga dan sebangsanya. Film yang sedikit menggoyang fantasi
kita tetapi mempunyai nilai-nilai yang patut dianut didalamnya. Aku inget,
terakhir film yang kutonton adalah film Fast and Furious 5, setelah lama vakum
nonton dari film Breaking Down, itupun karena film Fast and Furious 5
direkomendasikan temen-temen cowokku yang bilang kalo film itu keren banget.
Padahal sebelumnya agak sedikit enggan buat nonton, apalagi langsung loncat ke
Fast and Furios ke 5, tapi untunglah filmnya keren abissss!! Nggak sayang,
karena filmnya emang bener-bener worth it banget untuk ditonton.
Nah, beralih ke film yang
baru saja aku tonton kemarin malem. Maleficent. Pertama kali melihat trailernya
itu waktu diputar di RCTI, saat dilihat kayaknya filmnya bagus banget. Adopsi dari film Sleeping Beauty tetapi dalam
versinya sendiri yang nggak terduga endingnya. Film ini diangkat kembali oleh
Disney dengan bumbu-bumbu yang sukses menyentuh lorong kecil hatiku.
Dongeng yang dikemas begitu
menarik dan menanamkan unsur-unsur nilai yang kuat didalamnya. Film ini diambil
dari sudut pandang Maleficent-nya. Agak kaget juga karena hal ini dibahas dari
sudut pandang pemeran antagonisnya di dongeng sleeping beauty. Makin penasaran
dengan film ini.
Sebenarnya aku agak telat
sekitar 15 menitan sampai ke bioskop, karena scene yang kutangkap selanjutnya
adalah perang antara kaum Maleficent dan juga raja bersama prajuritnya. Keduanya
sama-sama mundur karena Maleficent dan raja sama-sama terluka.
Okey, supaya nggak bingung
karena aku langsung loncat dari satu scene ke scene lainnya, kita mulai dari
awal ya.
Stefan
kecil dan Maleficent kecil
Dahulu kala ada sebuah
kisah tentang dunia peri dan juga dunia manusia. Dunia ini merupakan dua dunia
yang berbeda dan terpisah. Moors, itulah nama dunia peri yang dihuni oleh
Maleficent yang diperankan oleh Angelina
Jolie. Dunia peri yang begitu damai,
aman dan tentram. Dan dalam dunia peri itulah hanya Maleficent saja yang
mempunyai sesosok peri mirip manusia dengan sayapnya begitu kuat dan
indah.
Kemudian, datanglah Stefan
ke dunia yang dihuni para peri-peri ini dalam damai yang diperankan oleh Sharlto
Copley. Stefan berhasil memikat hati Maleficent
yang memang dasarnya lembut dan penuh kasih sayang. Tanpa curiga ia mengijinkan
Stefan untuk masuk kedalam hidupnya tanpa tahu ada maksud jahat yang
tersembunyi dari dasar hati Stefan. Karena titah sang raja Henry yang pernah
menyerang dunia peri dan kalah karenanya, ia mengutus siapapun yang saat itu
berada dikamarnya untuk membunuh Maleficent. Dan imbalannya? Raja akan menikahi
sang pembunuh Maleficent dengan putrinya dan menganugerahkan tahta raja
baginya.
Stefan yang memang dalam sudut hatinya menyimpan rasa serakah
akan tahta kerajaan-pun langsung pergi untuk menemui Maleficent. Dipanggilnya satu, dua kali,
tidak ada jawaban yang datang. Saat Stefan hendak menghambur pergi, Maleficent
datang menghentikan langkahnya. Stefan memberitahukan maksud kedatangannya
kalau raja Henry sedang mengutus orang-orang untuk membunuh Maleficent,
walaupun ia tidak mengutarakan maksud sebenarnya bahwa ia juga termasuk salah
satu orang yang akan membunuh Maleficent.
Maleficent yang tidak tahu
apa-apa tentang rencana pengkhianatan Stefan padanya, tidak sekalipun waspada
saat Stefan menyodorkan minuman yang entah merupakan obat tidur atau alkohol
baginya. Dan Maleficent tertidur, saat itulah Stefan melancarkan aksinya.
Ia mengeluarkan pisaunya,
hendak menancapkannya di tubuh Maleficent, tetapi rupanya ia tak sampai hati
membunuh peri cantik itu. Akhirnya, ia memutuskan untuk memotong kedua sayap
milik Maleficent dan membawanya kepada raja Henry keesokan harinya. Tak perlu
menunggu lama, karena kemudian Stefan dinobatkan menjadi raja menggantikan
tahta raja Henry. Disaat kesenangan dan hikuk pesta pora sedang terjadi didalam
istana, Maleficent yang terbangun dan menyadari sayapnya telah hilang dicuri
hanya bisa menangisi dirinya. Segala rasa marah, kecewa, terkhianati dan
cemburu melalap habis seluruh sisa-sisa kelembutan yang ia miliki disudut
hatinya. Semua rasa marah itu berkumpul
menjadi satu hingga terbentuklah rasa ‘dendam’ didalam hatinya yang kelam.
Ketika kegelapan itu
menguasai hatinya, bertemulah dia dengan seekor burung hitam (burung gagak?
Entahlah, aku kurang tahu) yang saat itu terperangkap dalam jaring dan hendak
dipukul mati oleh orang yang menangkapnya. Tetapi ia menolong burung hitam itu dengan
mengubahnya menjadi seorang manusia. Burung hitam itu bernama Diaval yang
diperankan oleh Sam Riley, seseorang yang akan menjadi sayapnya, menggantikan
sayapnya yang hilang. Jadi seluruh informasi kerajaan bergantung pada punggung
Diaval, karena ia bebas terbang ke sana-sini untuk mencuri dengar berita
kerjaaan.
Ketika sang raja dan ratu
memiliki seorang anak perempuan bernama Aurora dan hendak dibaptis, kabar itu
berhembus langsung ke telinga Maleficent lewat Diaval. Saat ketiga peri bernama
Flittle, Knotgrass, dan
Thistletwit memberi berkat berupa kecantikan dan kebahagiaan bagi sang Putri.
Tetapi tiba pemberkatan dari peri
terakhir, datanglah Maleficent
dengan angkuhnya dan segera memberi hadiah berupa ‘kutukan’ kepada putri
Aurora. Bahwa diusianya yang ke 16 tahun, putri Aurora akan tertusuk jarum dan
ia akan tertidur selama-lamanya seperti orang mati dan hanya cinta sejatinya
yang dapat membangunkannya dengan sebuah ciuman. Kutukan itu tidak dapat
dicabut dengan mantra atau sihir apapun. Dan Maleficent melegang pergi dengan
penuh kemenangan.
Sang raja Stefan, yang
sudah keburu panik dan ketakutan, memerintahkan kepada seluruh anak buahnya
untuk membakar dan membuang segala jenis jarum ke dalam ruang istana yang
terdalam. Lalu raja Stefan menitipkan Aurora pada ketiga peri bodoh itu
disebuah pondok yang jauh dari istana dan menjelma menjadi bibi manusia.
Pada hari kepindahan Putri
Aurora, pada saat itu jugalah Maleficent tahu dimana Putri Aurora tinggal
dan pergi mengikutinya bersama Diaval. Dari balik jendela, Maleficent mengawasi
sang Putri dengan pandangan kelam dan benci, sebab ia menganggap lahirnya
‘monster kecil’ itulah yang semakin memperparah bibit kebencian didalam
hatinya. Tetapi ia sedikit terkejut karena Aurora yang masih bayi saat itu
menanggapinya dengan cara yang lucu khas bayi yang polos. Mata anak itu tidak
takut sama sekali kepadanya. Mata anak itu menerjang langsung ke dalam bola
matanya, sehingga menumbuhkan sedikit rasa sayang disudut hatinya.
Hari terus berganti, bulan terus berlalu dan tahun akhirnya
mulai berganti angka, putri Aurora kecil yang tumbuh begitu lucunya. Berpiknik
ria dengan ketiga bibi peri bodoh yang
lebih asyik berantem karena dikerjai oleh Maleficent dari kejauhan. Tanpa
sadar, Aurora sudah berada ditepi jurang, asyik bermain-main mengejar kupu-kupu.
Saat Aurora terjatuh, Maleficent dengan sihirnya menyelamatkan Aurora dari
kematian.
Sampai usia Aurora beranjak dewasa, Maleficent juga tetap
menjaga dan menyayangi putri Aurora dari kejauhan. Mengawasinya dengan penuh
cinta dan kelembutan, tanpa mengharap balas. Membiarkan Aurora hidup dan tumbuh
dalam kebahagiaan. Agaknya, tahun ke tahun yang dilewatinya bersama Aurora, si
‘monster kecil’ itu menggerakkan hati dan juga sisi keibuannya. Walaupun ia
adalah anak dari orang yang pernah mengkhianati dan memanfaatkannya untuk
keserakahan dirinya, tetapi ia tetap mencintai anaknya tanpa syarat.
Putri Aurora diijinkan
masuk kedunia peri, karena semakin bertambahnya usia, Aurora ternyata tumbuh
sebagai putri yang punya rasa ingin tahu yang sangat tinggi.
Didunia peri, Maleficent
juga hanya mengawasi Putri Aurora dari balik pohon, dari jarak kejauhan. Namun
akhirnya tempat persembunyiannya diketahui juga oleh putri Aurora. Putri Aurora
sama sekali tidak takut padanya dan menyebutnya sebagai ‘my fairy God Mother’
atau sebagai peri pelindungnya. Sebab bayangan Maleficent selama ini selalu
mengikutinya dimanapun ia berada, selama hampir 16 tahun ini, selama hampir
seumur hidupnya ia menjaganya dari kejauhan, begitu juga dengan Diaval.
Mereka akhirnya saling kenal dan menghabiskan sisa-sisa
malam itu didunia peri. Walaupun Maleficent selalu menidurkan Putri Aurora
dengan sihirnya dan membuatnya hanya sebatas mimpi semata. Memulangkannya
kembali dipondoknya.
Tiba diusia Putri Aurora yang hampir
ke 16, Maleficent semakin gelisah. Pasalnya ia tidak dapat menghancurkan
kutukan yang telah diberikannya kepada Putri Aurora karena gelap mata. Ia ingat
kutukan itu tidak dapat dihancurkan dengan mantra dan sihir apapun didunia
ini kecuali ciuman dari cinta sejati sang Putri.
Sehari sebelum ulang tahunnya yang ke 16,
Aurora bertemu dengan seorang pangeran yang tersesat bernama pangeran Philip
yang hendak ke kerajaan. Pangeran Phillip begitu terpana dengan penampilan Aurora
dan akhirnya mereka bercakap-cakap sebelum pangeran Phillip ijin pamit untuk
menuju istana Raja Stefan.
Aurora meminta ijin kepada ketiga bibi “perinya” kalau ingin tinggal diluar sana, tetapi salah satu bibi perinya keceplosan karena marah dengan permintaan Aurora. Akhirnya Aurora tahu bahwa ia adalah anak raja Stefan dan Maleficent yang mengutuknya. Ada rasa sedih yang begitu dahsyat menguasai hatinya dan itu tercermin dari nanar-nanar kesedihan disepasang mati cantiknya. Orang yang selama ini selalu berada didekatnya, menghibur dan menjaganya rupanya adalah orang yang selama ini mengutukinya. Ia kembali sehari lebih cepat dari waktu ulang tahunnya.
Ia pun dikurung saat hari ulang tahunnya oleh ayahnya, karena
kembali lebih cepat dari hari yang ditentukan. Ia dituntun oleh sebuah
suara misterius ke ruang istana paling dalam dan gelap, tempat disimpannya
jarum-jarum yang telah dibakar dan dimusnahkan itu.
Putri Aurora
yang tertusuk jarum akhirnya tertidur seperti orang mati, pangeran Philip
datang disaat yang tepat untuk mencium dan membangunkan Putri Aurora. Sayangnya
Aurora tidak terbangun. Ia masih terlelap damai dalam tidur panjangnya.
Nah penasaran
dengan kisah selanjutnya?
Siapakah yang
berhasil membangunkan putri Aurora dari tidur panjangnya? Siapakah sebenarnya
‘True Love” dari Putri Aurora?
Well, sepertinya
ulasan filmnya lumayan panjang juga, ya. Maafkan aku yang agak kebablasan dan
sepertinya sudah hampir menghabiskan seluruh porsi isi didalam film
“Maleficent” ini. Rasanya nggak adil banget yah kalau aku berhenti tiba-tiba di
hampir ending film-nya.
Kayaknya kalau
aku nggak nggak lanjutin, aku bakalan digebuk nih *ampun*
Nah, sebelum
menyentuh ending cerita, ayo.. tebak
siapakah cinta sejati sesungguhnya yang dapat membangunkan Putri Aurora?
Jawabannya ada 3 pilihan :
a a. Deval
b. Maleficent
c c. Raja Stefan
Pilih jawabanmu
dulu ya sebelum scroll down ke bawah. Kalau sudah memilih, langsung check
jawaban dariku yang sudah kutemukan dalam film ini.
J
E
N
G
J
E
N
G
J
E
N
G
!
!
!
Jawabannya
adalah Maleficent-nya sendiri! Kaget? Yaps, aku juga
kaget banget. Nggak nyangka kalau cinta sejati itu bisa saja datang bukan dari
cowok saja, tetapi cewek-pun bisa. Dalam artian ‘positif’ ya difilm ini. Cinta
yang nggak mengharapkan balas budi, cinta yang tulus, bersih, penuh kasih
sayang, itulah cinta sejati yang sesungguhnya. Pangeran Philip yang baru dua
kali bertemu dengan Putri Aurora nggak bisa dikatakan sebagai cinta sejati,
karena mereka hanya dipertemukan oleh takdir, walaupun ujung-ujungnya juga dipersatukan
oleh takdir, tetapi selama ini ia belum memberi cinta yang tulus kepada Putri
Aurora. Makanya ia belum bisa menghancurkan kutukan itu. Kasih sayang
Maleficent yang akhirnya mengubah kutukannya sendiri menjadi kehidupan kembali
bagi Putri Aurora.
Awalnya, aku dan
temenku sempat mengira Deval yang selama ini berada disekeliling Putri Aurora,
yang juga menjaganya dari bahaya adalah pangeran-nya. Apalagi ada scene-scene
yang menampilkan mungkin Deval-lah yang akan menjadi pangeran sejati Putri
Aurora (atau hanya perasaanku saja?). Tetapi siapa yang tahu? Siapa yang
mengira kalau ‘cinta’ Maleficent sedalam itu pada Putri Aurora? Sama seperti
cinta seorang Ibu kepada anaknya.
Deval yang diubah menjadi seekor naga
dengan sisa-sisa kekuatan Maleficent
Scene selanjutnya, menampilkan sisi pertarungan difilm ini, tentang kebencian dan juga dendam raja Stefan pada Maleficent. Maleficent berhasil mendapatkan sayapnya kembali karena bantuan Aurora. Tetapi tragisnya, raja Stefan sendiri meninggal ketika hendak membunuh Maleficent, lagi..
Ending cerita,
Putri Aurora dinobatkan sebagai ratu pengganti tahta dari Maleficent yang
selama ini mengepalai dunia peri. Mereka hidup bahagia dan Putri Aurora
dipertemukan kembali dengan pangeran Philip.
Kesimpulannya,
walaupun banyak yang bilang kalo film ‘Maleficent’ yang diangkat ke versi
nyatanya ini merusak versi aslinya ‘Sleeping Beauty’, tapi menurutku film garapan Disney ini sukses besar
menggoyang imajinasi dan perasaanku. Efek yang digunakan dalam film ini juga
begitu kuat. Terutama special efek cahaya yang sering ditampilkan oleh
Maleficent. Angle yang diambil juga pas sehingga film-nya tidak terasa hambar.
Dan tentu saja, kesuksesan film ini nggak lepas dari akting pemerannya yang
bagus banget. Gara-gara film ini, aku jadi nge-fans sama Elle Fanning hehe:p
Aku nggak bisa memaksa semua orang untuk
merasakan hal yang aku rasakan dalam film ini. Bagiku sendiri, jarang-jarang
ada tokoh antagonis yang diangkat kisahnya melalui sudut pandangnya dan dikemas
sebegitu kuatnya dalam sebuah film. Dan menurutku, ini inspiratif. Karena tokoh
antagonis seperti Maleficent ini juga mempunyai sisi yang begitu lembut, yang
nggak kita bayangkan sama sekali sebelumnya. Kebanyakan dari kita selalu
men’judge’ kalau tokoh yang jahat itu ya.. selamanya akan jahat sampai akhir
cerita. Tapi film ini membisikkan kepada kita untuk melihat sesuatu yang
negatif menjadi sesuatu yang baru untuk membuka lorong menuju jalan yang
positif.
Film ini juga
menyampaikan pesan bahwa akibat dari keserakahan dan ambisi manusia, maka akan
ada sesuatu yang ada dalam diri mereka atau bagian dari mereka-lah yang menjadi
tumbalnya. Untuk itu bijaklah dalam mengambil sikap dan berprilaku, karena emas
sebanyak apapun, atau tahta setinggi langit nggak bisa menggantikan sesuatu
yang paling berarti dalam hidup kita. Keserakahan juga bisa membuat kita
menjadi orang yang ‘parno’. Takut hartanya habis-lah, takut diserang kembali
dan membuat sisa-sisa hidup kita dihantui oleh bayangan ketakutan.
Jujur aja ya,
aku masi shock rasanya kalau ternyata ‘Maleficent’ pemeran utama protagonis
dalam film ini. Nilai yang bisa kuambil dari film ini adalah ‘cintailah tanpa
syarat’, nggak peduli berapa lama waktu yang kamu habiskan bersamanya, jagalah
dia, walaupun hanya sanggup menjaganya dari kejauhan. Karena cinta sejati
menuntut pengorbanan yang lebih besar, lebih lama dan lebih panjang waktunya.
Cinta sejati itu misterius, artinya ia nggak minta untuk diakui atau terlihat.
Hanya menjadi ‘bayangan’ yang selalu adadalam setiap langkahmu, artinya dalam
keadaan susah ataupun senang, itulah cinta sejati. Terakhir, cinta sejati itu
lahir bukan hanya dari cowok ke cewek, tetapi bisa juga dari cewek ke cewek
atau sebaliknya. Misalnya cinta dari seorang Kakak ke adik, dari Abang ke
saudaranya dan masih banyak lagi contoh lainnya.
Terlalu dramatis
yah kesimpulanku? Berasa kayak orang yang paling mengerti soal cinta aja,
padahal masih nggak terlalu berpengalaman soal cinta-cintaan haha:D
Yah, tapi itulah
hal yang bisa kupetik dari film ini. Untuk sekarang ini film Maleficent bisa
sedikit mengobati rasa kangenku terhadap film-film fantasi yang
kutunggu-tunggu. Kira-kira kalian punya rekomen film apa lagi yang genre-nya seperti ini atau lebih keren
dari ini?
NOTE :All of the photo are taken from Google
Masi penasaran?
Jangan lupa cek trailernya disini!