MORNING TOAST #1 BROKEN LEG

By venny-first-diary,blogspot.com - Tuesday, January 31, 2017



Pagi ini, matahari bersinar terang seperti biasanya. Walaupun aku mengharapkan mendung dan semilir angin yang menyambutku saat duduk dengan tenang di ruang taman belakang sambil menceritakan kisahku beberapa hari yang lalu ini. But, well, sambil ditemani secangkir teh hangat favorit, akan kulukiskan kejadian empat hari lalu yang menimpaku.


Empat hari yang lalu, saat hendak pulang ke kampung halaman yang kurindukan, tak terbesit sama sekali di dalam benakku kalau aku akan mengalami kejadian ini. Iya, paginya sebelum berangkat, aku sempat mendandani rambutku dengan catokan. Alhasil, tak berapa lama, sumbunya mengenai keningku dan menyebabkan luka bakar. Walaupun tidak terlalu serius, namun cukup mengganggu dan sakit.

Tiga puluh menit kemudian, aku mendengarkan bunyi klakson mobil uber yang kupesan sejak lima menit yang lalu. Bergegas aku turun sambil menyeret koper yang tidak seberapa beratnya dan satu kantong tripod yang kusampirkan dibahu. Mungkin begitu senang, aku tidak memperhatikan langkah ketika menuruni anak tangga dan kejadian itu tak bisa dihindari.

Saat tersadar beberapa detik kemudian, aku sudah jatuh terduduk dengan kaki terlipat di dasar tangga sambil meringis kesakitan. Kurasakan salah satu bagian dalam telapak kakiku ada yang bergeser dan sedetik kemudian, Bapak uber yang menjemputku langsung dengan sigap membantuku untuk duduk dengan benar. Rasanya masih sakit, namun setelah beberapa menit kemudian aku memaksakan diri untuk berjalan lagi. Walaupun keberangkatan pesawat masih dua setengah jam, aku akan lebih lega jika sudah sampai di bandara dahulu dan menelepon orang tuaku di rumah.

 Setelah sampai di bandara, aku memutuskan untuk memberitahu Mama dan Papa di rumah saja supaya hati mereka tidak risau dengan keadaanku. Perjalanan pulang di tempuh dengan pesawat sekitar satu jam sepuluh menit dan begitu tiba di Pontianak, aku langsung menyetop taksi pertama yang kutemui. Maklum, saat aku pulang, keluargaku sedang sibuk mengunjungi rumah keluarga besar untuk  bersilahturahmi, mereka sama sekali tidak tahu hal yang menimpaku dan perjalanan ke bandara membutuhkan waktu 30 menit lagi. 

Begitu sampai di rumah keluarga besarku, banyak yang terkaget-kaget dengan keadaanku yang berjalan terseok-seok sambil menekan rasa nyeri. Beruntung, Papa yang seorang Sinshe lagsung mengobatiku ketika kami tiba di rumah. Rasanya memang luar biasa ngilu, saat memakai obat tradisional yang biasa Papa buat untuk pasiennya pun, kulitku yang sebelumnya tidak pernah tersentuh obatnya mengalami perasaan tidak nyaman, namun untunglah lukanya berangsur membaik. Pikiranku sedikit melayang akan kekhawatiran, karena engsel kakiku yang bergeser dan membutuhkan waktu minimal satu minggu untuk penyembuhan. Padahal, empat hari lagi aku harus masuk kantor karena hanya mengambil waktu cuti tiga hari di Jakarta. Ah, betapa sialnya. 

Tetapi, kehangatan yang tercipta dalam keluarga memang luar biasa, ya! Dalam tiga hari ini saat pulang ke rumah, boleh dibilang, aku lupa sama sekali dengan kecemasan dan kesakitan yang kurasakan. Keluarga yang selalu memberiku support, kehangatan dan kebahagiaan dalam waktu yang bersamaan, menerbitkan secercah harapan kalau aku bisa sembuh lebih cepat.


Ah, sepertinya aku akan sangat kangen momen ini begitu sampai di Jakarta esok sore.  Yah, tidak apa-apa. Setidaknya, aku masih bisa berkumpul bersama mereka yang kusayangi.
Semoga kaki ini cepat sembuh.
Semangat, Venny!

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar