Venny Firstyani: April 2017

Get Lost #1: Cerita dari Hutan Mangrove

By venny-first-diary,blogspot.com - Saturday, April 29, 2017

Membangun ‘mood’ yang sering nggak keruan untuk ngeblog lagi selama vakum cukup lama ternyata bukanlah perkara mudah. Rasanya seperti penyakit ‘malas’ yang mewabah dan hal ini cukup sering membuatku jengkel. Pasalnya menulis adalah hobiku. Namun karena penyakit mager seusai bekerja membuat blog ini beberapa bulan belakangan semakin terbengkalai.

Tetapi karena kalian adalah saudari perempuanku, aku ngerasa perlu sharing beberapa hal yang menurutku penting dan mudah-mudahan bisa berguna untuk kalian nanti di tengah perjuanganku melawan rasa mager ini (lebay hehe^^)

Jadi hari ini ceritanya flash back kembali di Sabtu lalu saat aku, Mei dan Kak Lita, teman beauty bloggerku yang paling akrab merencanakan sudah saatnya kita mulai jalan-jalan bersama serta menghabiskan waktu quality time yang saat ini cukup sulit karena kita bertiga masing-masing sudah bekerja. Yeay, finally Mei udah nyusul kerja sehabis lulus sidang kemarin. Dan kita bertiga sama-sama menyadari betapa pentingnya momen berkumpul bersama serta rehat dari kegiatan kantor yang menjemukan.

So, setelah beberapa lama akhirnya kita membulatkan tekad untuk menjelajahi indahnya hutan Mangrove yang sempat populer di sosial media itu. Sekalian juga seusai jalan-jalan cantik di hutan bakau itu, kita sudah menyiapkan ancang-ancang untuk menghabiskan waktu ngopi serta makan siang bareng di ruko Pantai Indah Kapuk (PIK).

Kamu sendiri pastinya sudah tahu wisata alam yang menawarkan sejuta spot indah dari hutan Mangrove, bukan? Taman wisata alam hutan Mangrove PIK ini sendiri merupakan kawasan hutan bakau yang masih tersisa sehingga sangat dilindungi sebagai penahan air di pesisir Jakarta. Karena terawat dan asri, hutan Mangrove sangat cocok dijadikan sebagai tempat wisata yang tidak hanya apik, adem namun juga instagramable untuk diabadikan saat jalan-jalan di sini. Tapi eitss.. sebaiknya kamu tidak memotret momen cantik di sini dengan lensa kamera karena nantinya akan didenda hingga sejuta rupiah. Cukup gunakan kamera handphone dengan resolusi kamera yang tinggi untuk mengambil momen di dalam hutan yang tengah dilindungi ini.

Nah, meeting point kita setelah membeli tiket masuk seharga Rp. 25.000,- adalah di depan masjid air yang letaknya tidak jauh dari pintu masuk. Sebenarnya pas ke sini, aku agak sedikit nyasar dan nanya beberapa orang satpam sampai akhirnya menuju lokasi yang benar. Aku, Mei dan Kak Lytha sendiri sudah janjian untuk ketemu jam delapan pagi, di mana kondisi matahari masih tidak terlalu tinggi dan terik sehingga merupakan waktu yang baik untuk mengambil foto di tempat terbuka. Namun apa daya, jalanan di Jakarta itu memang nggak bisa diprediksi. Ada saja hal-hal yang terjadi sehingga kita agak molor sedikit dari waktu yang dijanjikan.

Penasaran apa saja yang kita temukan di hutan Mangrove ini? Sebenarnya banyak, sayangnya tidak semua aku abadikan dalam kamera. Spot unik pertama yang sangat menarik perhatianku adalah:

1. Pondok penginapan unik untuk para traveller

Aku sebut unik karena bentuknya yang nggak biasa, segitiga sama sisi dengan ukuran tidak terlalu besar namun terjejer rapi dan pemandangannya langsung menghadap perairan hutan mangrove.

Ukurannya nggak terlalu gede, pas lah untuk dua orang. Yang kudenger sih semalam menginapnya sekitar 300 ribuan. Kurang worth it kalau mengingat kondisinya yang cukup sempit, pendingin ruangan yang hanya mengandalkan kipas (katanya) dan kamar mandi di luar. Tetapi untuk kamu yang mencintai dunia alam dan ingin lebih dekat dengan suasana rimba, well, tinggal semalam di sini tentu akan menjadi pengalaman seru yang bisa kamu bagikan ceritanya pada keluarga nanti.

2. Bertemu dengan Mr.Biawak!

Nah, di sini nih momen lucunya. For Your Information (FYI) karena ini kunjungan pertamaku ke hutan Mangrove, aku sama sekali nggak tahu kalau akan menemukan spesies fauna bernama biawak seukuran paha orang dewasa di sini.

Jadi ceritanya kita bertiga sedang istirahat setelah mengelilingi dan memotret diri di kawasan ini. Duduklah aku, Mei dan kak Lytha di pondoknya sambil melihat hasil foto tadi. Tiba-tiba terdengar bunyi ‘kresek kresek’ yang cukup mengalihkan perhatian di balik tempat peristirahatan, sampai kita bertiga melongo ketika rupa biawak yang kukira komodo itu muncul. Langsung deh aku melompat berdiri, menyiapkan kamera handphone dan merekamnya. Wuihh.. beruntung banget sekaligus agak takut sih. Tak berapa lama kemudian, Mr. biawak berenang dan sekitar 30 detik, aku mendengarkan suara teriakan dari orang-orang yang menaiki perahu dayung mengatakan begini:

“Astaga! Buaya! Buaya! Cepat kayuh, itu buaya lho! Buaya!,”teriak suara perempuan dengan nada panik dan ketakutan yang dominan.

“Iya buaya! Buaya!,”sambung suara anak kecil dengan nada yang tak kalah hebohnya dengan perempuan tadi.

“E-e-e.. bukan! Itu biawak! Gak perlu takut. Jangan banyak gerak, nanti kebalik lho perahunya!,”

Sukseslah kita bertiga tergelak geli mendengarkan suara orang yang tengah panik itu (jahat, ya?) hehe. Untung perahu dayungnya nggak kebalik beneran, bisa berabe pada basah kuyup ke tepian nanti.

3. Menanam Mangrove

Kita cuma bisa menikmati tanaman mangrove ini dari jauh, nggak sempat mencicipi serunya menanam mangrove. But it’s okay, yang penting kita tetap seru-seruan menikmati suasana mangrove di sini.

4. Momen menegangkan menelusuri jalan setapak ‘rapuh’ yang terbuat dari batang kayu dan bambu

Mungkin karena udah lama ya, jadi kayu-kayunya banyak yang lapuk sehingga memang perlu berhati-hati di sini. Aku sendiri hampir aja terjatuh karena salah satu kayu yang sudah rapuh. Untung berpegangan, jadi kakinya nggak jadi jatuh atau terjepit.

salah satu sisi instagramable di hutan Mangrove tapi harus hati-hati karena bagian ini banyak jebakan Batman-nya. Iya, banyak kayu yang lapuk dan bolong sana sini.

5. Menikmati kesegaran alam Mangrove dengan perahu!

Ini yang nggak sempat kita coba, karena matahari sudah mulai meninggi dan hawanya agak terik sehingga membuat kita berpikir ulang dua kali untuk menaiki perahu. Buat menaiki perahu ini sendiri, kamu bisa pilih mau perahu dayung atau boat, yang harganya berbeda-beda sesuai jumlah tumpangan atau durasi yang sudah ditentuin.

Nah, seusai menjelajahi pesona hutan Mangrove, walaupun hari itu aku lumayan capek karena baru bisa tidur menjelang subuh dan bangun subuhnya lagi, tapi senang banget karena liburan ke sini terbayarkan sudah. Ada sedikit sentilan di hati sih waktu ngingat jaman kuliah dulu. Kenapa rutinitasnya cuma ‘kuliah-pulang-mall’ doang? Padahal banyak banget sudut Jakarta yang bisa dijelajahi, selain gedung-gedung perkantorannya yang tinggi dan padat. Aahh.. sudahlah mungkin memang baru jodoh mengeksplor Ibu Kota di umur segini, better late rather than never, kan?

Sebelum menutup jalan-jalan di Mangrove, kita memutuskan untuk foto-foto dulu, soalnya sayang banget kalau dipikir dengan perjuangan ke sini yang cukup jauh tapi nggak mengabadikannya dalam memori foto. Karena sudah agak lelah, kita memutuskan foto dengan pose duduk di tengah rindangnya pepohonan yang membuat suasana cukup adem dan tenang. Untungnya, spot yang dijadikan tempat untuk memulai sesi foto terbilang sepi, hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang menikmati suara alam yang begitu dekat hari itu.

caption foto: "hmm...habis ini makan apa, ya? kruyukk kruyukkk*" (bunyi perut berdendanghehe)

akhirnya punya foto lagi berdua sama fotografer pribadi *eitss nggak kok, aslinya penasehat yang paling wise di antara kita bertiga^^

salah satu potret kesukaanku bersama Mei, yang paling ceriwis dengan segudang cerita yang selalu bikin suasana makin ceria

Dan jam 12:00 siang saat perut sudah keroncongan, akhirnya kita mulai acara jalan-jalan ke kafe-kafe unik dan menarik di PIK. Kak Lytha sendiri jalan duluan karena membawa motor yang nantinya akan diparkirkan dan kita akan jalan bareng. Sedangkan Mei dan aku memesan taksi online untuk melanjutkan perjalanan ke salah satu restoran yang bikin aku penasaran sejak bertahun-tahun lalu.

Semoga next destination kita nggak mengecewakan, ya! Ditunggu postingan selanjutnya:)

KEEP IN TOUCH HERE:

FACEBOOK || TWITTER || INSTAGRAM

QUESTION AND SPONSORSHIP

email: vennyfirstyani@yahoo.co.id

0 Comments

#Eyelash #EyelashExtention #ReviewEyeLashExtention #WeeklyTips

Weekly Tips 03: My First Eyelash Extention Experience= Nightmare!

By venny-first-diary,blogspot.com - Wednesday, April 26, 2017

Dari dulu, entah masih jamannya SMA atau kuliah, aku paling getol banget kalau disuruh ngedandanin mata, terutama usahaku make bulu mata palsu plus kibasan maskara supaya kelihatan lebih penuh dan sedikittt belo. Maklum sih mataku sipit, thats why aku ‘niat’ banget kalau ke acara beauty gitu atau kondangan, pasti porsi mata yang paling cetar membahana (apa semua orang begitu, ya?) ngalah-ngalahin warna bibir deh hehe^^

Nah setelah kerja, jadi makin penasaran ketika melihat teman kerjaku yang pernah extention bulu mata dan katanya berasa ‘I woke up like this’ begitu istilah kerennya sekarang. Jadi mau kena badai halilintar, panas aduhai atau bangun dengan mata seliweran tetap terlihat cantik karena bulu matanya sudah ready bak memakai maskara dan eyeliner. Selain itu kalau udah eyelash extention, pastinya jadi irit waktu dandan karena bagian ini cukup ditambahkan pulasan eyeshadow aja kalau lagi datang ke acara. So magical, right?

Pengalaman pertamaku eyelash extention yang diharapkan at least nggak hanya membuat diriku terlihat menarik, namun juga nyaman ternyata berakhir di luar perkiraanku. Niat awalnya pengen cantik dengan nyaman malah menyakiti mata sampai sering ke luar air mata beberapa hari huhu.

mataku habis di eyelash extention 7 hari, perhatiin deh bagian mata kananku, looks a bit red, right? aslinya lebih merah lagi habis nangis bombay itu saking pedihnya T________T

Di sini aku nggak akan mention di mana aku masang eyelash extention-nya. Karena kurang telitinya aku juga sih.. nggak research review dahulu dan aku masang bulu mata palsu itu nggak di salon. Iya, shock kan? Tapi di perumahan elit gitu karena tergiur promo murah (nggak murah banget sih) sekitar 280 ribuan.

Selain itu mungkin karena ini kali pertama aku masang bulu mata jadi mataku agak rewel dan bandel. Aku juga pernah nanya ke teman kerjaku yang pernah pasang bulu mata palsu di sana, ternyata dia juga pernah ngerasain perih sampai nangis namun kondisinya nggak sampai seperti aku yang bisa berhari-hari, bahkan sampai saat ini.

Dugaan pertama mungkin karena kualitas lemnya yang nggak gitu bagus, soalnya kata temenku yang udah pernah nyoba eyelash extention di salon lain itu nggak kayak gini. Begitu selesai dipasang, palingan mata kita hanya berasa dipakaikan tirai dan lama kelamaan akan terbiasa tanpa perih apapun.

Kedua, bisa jadi karena mataku sensitif. Maklum belum pernah diapa-apain jadi cukup berasa juga sih rewelnya.

Sampai saat ini, tepatnya 14 hari setelah pemasangan bulu mata palsu, mataku sebenarnya terkadang masih terasa perih namun udah mendingan. Pengen dilepas aja, tapi sayang karena mungkin seminggu sampai dua minggu lagi udah lepas juga dengan sendirinya. Kalau re-touch lagi nggak deh makasi, aku udah cukup kapok masang di sini. Nanti malah semakin heboh sakitnya.

Hikmah yang bisa aku ambil dan di share ke kamu yang lagi cari referensi buat masang eyelash extention adalah:

1. Jangan malas re-search terlebih dahulu, nanti nasibnya sepertiku. At least, kalian cari-carilah referensi dari google dan rekomendasi dari para beauty blogger yang udah extention sana-sini.

2. Kenali jenis matamu, apakah sensitif atau biasa aja. Misalnya kalau sering gatal, perih atau alergi, aku nggak saranin buat eyelash extention karena ditakutkan bisa memperparah kondisi matamu. Aku juga nggak saranin bagi kamu yang ngalamin blefarithis (peradangan pada tepi kelopak mata yang menyebabkan bagian tersebut jadi terlihat bengkak dan merah yang bisa terjadi di salah satu kelopak mata atau dua duanya) karena akan membuat matamu semakin gatal, panas dan perih.

3. Konsultasilah dulu dengan ahlinya, bila perlu kunjungi salon yang akan kamu datangi nantinya saat pengerjaan eyelash extention. Tanyakan detil pemasangannya, design-nya seperti apa yang cocok dengan bentuk matamu, waktu pengerjaan, efek samping (misalnya apa saja pantangannya dll) sampai harganya.

4. Bertanya lagi kepada diri sendiri, apakah kamu siap untuk eyelash extention? Karena setelah melakukan pemasangan bulu mata, kamu HARUS diet mengucek mata (kucek kalau udah beneran parah gatelnya), ekstra sabar dalam membersihkan riasan mata (baca: eyeliner, ini kalau bisa pakenya ditepi aja biar kelihatan cat eyes wings-nya, eyeshadow, jauhin maskara ya karena emang nggak direkomendasiin plus susah bersihinnya), kalaupun pake makeup remover nggak disarankan yang base-nya oil, lebih direkomendasikan bahan water seperti Bioderma, Garnier atau L’oreal micellar water dan bersihin muka usahain buat ngehindarin area mata. Jadi saat make facial foam/wash/cleanser apapun harus dengan penuh kesabaran, aku saranin pake facial spons biar lebih mudah.

5. Oh iya, biasanya memang setelah pemasangan bulu mata, 24 jam pertama nggak boleh kena air (ini kata yang masang bulu mataku). Tapi semuanya tergantung lagi, ada yang 5 sampai 7 hari sampai lem merekat sempurna supaya tidak ada bulu mata yang rontok.

Nah, semoga saran dan sharing pengalamanku membuatmu lebih jeli dalam memilih atau memutuskan untuk memasang bulu mata palsu semi permanen (biasanya tahan 1 bulanan saja) ini. Intinya, research dan think again about it. Pastikan kamu nggak impulsif atau hanya tergiur harga murah dengan berpatokan pada review tunggal supaya kejadian ini nggak terjadi lagi untuk kamu, para sister-ku yang ingin tampil cantik namun berujung nggak nyaman, bahkan terganggu.

By the way, aku baru nyadar udah lama banget nggak update weekly tips beberapa bulan ini. Semoga ke depannya konten ini akan terus berjalan dan memberikan tips bermanfaat untukmu.

Anyway, apa kalian juga pernah punya pengalaman buruk mengenai eyelash extention? If yes, please share it to me. Atau apakah ada dari kalian yang berhasil punya bulu mata cetar habis extention tanpa harus nangis bombay sepertiku? Jika ada, please share your experience di kolom komentar, ya!

KEEP IN TOUCH HERE:

FACEBOOK || TWITTER || INSTAGRAM

QUESTION AND SPONSORSHIP

email: vennyfirstyani@yahoo.co.id

0 Comments

#Lactacyd #HaloLactacydHerbal #LactacydReview #LactacydHerbalReview

Sahabat terbaikku mengatasi keputihan: Lactacyd Herbal! #JadiYangKuMau

By venny-first-diary,blogspot.com - Saturday, April 22, 2017

Kalau ngomongin soal kesibukan, sepertinya tujuh bulan belakangan ini aku sedang gaduh-gaduhnya dikejutin dengan pekerjaan baruku sebagai Content Writer. Nggak kupingkiri ini emang merupakan dream job-ku dan bersyukur banget udah bisa adaptasi, walaupun sampai saat ini masih sering diberi kejutan oleh client yang kupegang.

Anyway, selain ngebahas soal pekerjaan, aku lagi pengen sharing nih soal temen beauty blogger yang sudah cukup akrab hampir dua tahun lalu. Saat itu masih seger banget diingatanku, pertama kalinya kita ketemu disalah satu acara gathering beauty blogger. Pertemanan kami sebenarnya agak sedikit hilang timbul, tapi makin ke sini, tepatnya beberapa bulan belakangan ini, kami bertiga akhirnya lumayan sering buka-bukaan karena ketertarikan yang mirip satu sama lain. If you don’t know, mereka berdua adalah Mei dan Kak Lytha.

Lian (kanan) dan Mei (Kiri)

Kak Lita, temen sekaligus fotografer kesayangan hehe^^

Kalau kita bertiga lagi ketemu, rasanya semua hal bisa aja dibahas, dari yang nggak penting-penting banget sampai agak deep. Mulai dari topik beauty, fashion, travelling, fotografi bahkan sampai gosip terselubung dan pekerjaan yang agak sedikit sensitif buat diomongin. Entah kenapa kalau bersama mereka, bawaannya jadi pengen curhat muluuu.. soalnya terkadang rasa stress dan tertekan jadi hilang karena semuanya dibawa santai, mengalir serta lucu. Nggak ada judgement yang overrated atau menggurui kalau nggak diminta. Jadinya ngerasa lega habis ngobrolin hal yang bikin mumet dan sumpek ke mereka tanpa rasa bersalah hehe.

Begitu juga kalau ngomongin soal haid dan kesehatan area kewanitaan. Kita emang nggak sering bahas soal hal ini, tetapi sesekali pernah bertukar pikiran karena salah satu dari kita pernah mengalami mood swing saat ketemuan (kalau ini kayaknya aku banget ya? hehe). Kalau lagi haid, pasti bawaannya ada aja yang nggak ‘srek’. Lelah lah, malas (tapi tetap semangat kalau disuruh makan, karena aku orangnya laperan hehe) atau bahkan sering marah-marah gak jelas karena perubahan emosi yang nggak teratur saat ketemuan dengan mereka. Tapi untungnya mereka cukup mengerti dan dibawa mengalir saja sampai mood-ku kembali membaik.

Buat kalian yang saat datang bulan sering ngalamin yang namanya ‘bete’ ngelakuin apapun, nggak perlu ngerasa bersalah banget dengan diri sendiri karena ini lumrah kok, asal nggak setiap menit aja terjadi. Duh, kalau seperti ini orang-orang bakalan kaburrrr darimu.

Selain mood swing, masalah keputihan, gatal atau bahkan iritasi pada organ intim juga nggak bisa dihindari. Ketakutan terbesarku itu ketika area kewanitaan terasa lembap karena merupakan rumah terbaik berkembangnya jamur dan bakteri jahat. Nah, untuk itu sebagai perempuan kita harus tahu bagaimana merawat miss V supaya selalu terasa bersih, sehat dan nyaman sepanjang hari. Nggak mau kan saat di tempat umum ketahuan tengah menggaruk organ intim karena kebersihannya nggak kamu jaga sedini mungkin?

So, beberapa hari yang lalu aku cukup merasa exciting ketika tim Female Daily mengundangku untuk menghadiri acara Lactacyd yang bertema:

Women Are Special “Be Everything That You Want”

Banyak banget yang dibahas seputar acara dengan menghadirkan langsung pakarnya. Mulai dari masalah kewanitaan, emosi, hingga solusi untuk mengatasinya.

ada Donita juga yang share tips mengenai pentingnya menjaga area intim serta bagaimana cara dirinya tetap bisa menjadi ibu yang aktif dalam pekerjaan, rumah tangga dan mengendalikan emosi

Nah, dalam acara ini kita sebagai perempuan diedukasi banget mengenai pentingnya membersihkan organ intim dengan pembersih kewanitaan yang tepat. Lactacyd sendiri juga sedang mengadakan launching untuk pembersih organ intim terbarunya, yaitu Lactacyd Herbal.

So, what is Lactacyd Herbal?

Itu lho pembersih area kewanitaan dengan bahan aktif alami dari kombinasi daun sirih, bunga mawar dan susu.

photo product taken by Kak Lita, directed by me haha

Daun sirih dipilih karena seperti yang kita tahu, bahan alami ini merupakan antiseptik yang ampuh membunuh kuman dan mengusir bau tak sedap di area miss V.

Ekstrak bunga mawar, dapat diandalkan untuk merawat organ intim serta memberi keharuman.

Susu untuk melembutkan area sensitifmu. No more worry, girls!

Why Lactacyd Herbal?

Dari sekian banyak pembersih organ intim, aku menempatkan Lactacyd Herbal sebagai sahabat baru untuk melawan keputihan dan menjaga miss V supaya tetap bersih karena sudah teruji secara dermatologis yang aman digunakan sehari-hari, even di kulit yang sensitif sekalipun.

Salah satu brand besutan PT. Avetis Herbal (Sanofi Indonesia) yang pernah menyambet gelar pembersih kewanitaan nomor satu secara internasional ini membuatku bersyukur sekali bisa diundang dalam acara ini. Pengenalan terhadap pembersih kewanitaan ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan perempuan Indonesia yang masih merasa kurang pede dan nyaman dengan area kewanitaan yang terasa gatal maupun tidak aman saat memilih pembersih organ intim yang tepat.

wanginya juga nyaman dan nggak terlalu tajam, which is good

For Your Information (FYI), Lactacyd sangat memperhatikan keasaman alami pada area miss V. Soalnya kalau ada gangguan keseimbangan asam pada area sensitifmu, ini bisa menjadi tempat berkembangnya jamur dan bakteri jahat sehingga penggunaan dua kali sehari sangat dianjurkan agar tetap bersih, sehat dan menjaga tingkat keasaman tetap seimbang.

Thats why aku memilih mempercayakan perawatan organ intim yang sehat dengan Lactacyd Herbal. Biar tetap ngerasa tetap bersih tanpa worry selama menggunakan pembersih organ intim sehari-hari.

My thought about Lactacyd Herbal?

Ngomongin soal Lactacyd, aku udah kenal sejak jaman SMP dulu, waktu Mama masih menggunakannya sebagai andalan buat ngatasin miss V yang keputihan. Teksturnya sendiri nggak terlalu kental dengan aroma ketiga kombinasi dari sirih, mawar dan susunya yang nyaman.

Setelah menggunakannya selama 14 hari, aku lumayan puas dengan hasilnya. Walaupun saat pertama kali pemakaian, aku kurang nyaman karena bukan tipe wanita yang membersihkan organ intim dengan pembersih khusus sehari-hari (biasanya seminggu dua kali saja).

Kalau boleh jujur, keputihanku sudah mulai berkurang hampir 30%, which is so good, setidaknya rasa gatal dan ‘becek’ yang mengganggu di area kewanitaan sedikit demi sedikit teratasi.

Aku juga menggunakannya di kala red days, soalnya area miss V lebih rawan terkena infeksi saat haid. Apalagi pH di area kewanitaan saat PMS meningkat karena mengeluarkan banyak darah. Ditambah lagi, kita menggunakan pembalut atau templon sehingga nggak jarang menyebabkan keputihan dan rasa gatal. Duuh... serba nggak nyaman banget, kan? So, selama datang bulan kamu wajib hukumnya menjaga area kewanitaan dengan tetap menggunakan pembersih area kewanitaan yang tepat.

Travel friendly? Yes or No?

Selain berprofesi sebagai Content Writer dan di luar hobiku sebagai beauty blogger, aku juga doyan banget dengan yang namanya travelling! Selama jalan-jalan, organ intim juga lebih rentan keringatan sehingga kamu perlu membersihkan area tersebut dengan teratur. Belum lagi aku juga suka menggunakan jeans yang lumayan sulit membuat miss V bernapas lega. Tapi nggak perlu khawatir, Lactacyd Herbal sangat travel friendly yaitu hadir dalam kemasan 120 ml (buat di rumah) dan 60 ml (buat dibawa keliling). Packaging-nya juga kokoh dan nggak tumpah-tumpah, soalnya corong dari botol Lactacyd Herbal ini nggak terlalu besar.

Price

Super affordable, yang kemasan 120 ml hanya 37 ribuan dan 60 ml 19.800.

How To Used?

Nah, aku punya tips sederhana buat kamu untuk menggunakan Lactacyd Herbal ini supaya area kewanitaanmu tetap terjaga:

1. Gunakan dua kali sehari (bisa sebelum berangkat ke kantor) dan pulang (sebelum tidur).

2. Jaga tanganmu tetap bersih, tuangkan ke tangan sekitar 5 ml atau satu sendok makan.

3. Usap secara lembut miss V dari arah depan ke belakang. Jangan dari belakang karena lebih banyak bakteri.

4. Basuh perlahan dan diamkan selama 30 detik agar formula dalam Lactacyd Herbal bekerja maksimal, bilas dengan air.

5. Keringkan dengan handuk lembut supaya dapat mencegah munculnya bakteri jahat.

Tips tambahan:

(!) Keputihan itu pada dasarnya bisa terjadi karena pola makan dan gaya hidup yang nggak sehat. Perbanyak konsumsi air putih, buah serta sayuran supaya organ intimmu tetap bersih dan sehat.

(!) Penggunaan pakaian atau celana (celana jegging, jeans, celana dalam) yang terlalu ketat bisa berbahaya bagi organ kewanitaanmu. Biasakan untuk selektif memilih dari segi bahan dan ukuran yang pas. Bahan katun direkomendasikan supaya dapat mencegah keputihan.

(!) Kafein! Ini dia minuman yang sulit banget lepas dari keseharianku, apalagi kalau menjelang deadline. Nggak afdol rasanya kalau secangkir kopi tidak menemani saat bekerja. Tapi kamu tahu nggak sih? Kafein ini bisa membuat kadar hormon esterogen dalam tubuh meningkat sehingga berpengaruh banget ke kondisi pH di organ intim. Bisa bikin keputihan makin buruk lho! Aku nggak rekomendasi nyetop semua minuman berkafein sekaligus, tapi setidaknya mulailah untuk kurangi mengonsumsi minuman ini. Setidaknya dari tiga cangkir per hari menjadi secangkir saja. Semoga tipsnya membantu, ya! ^^

Where To Buy?

Guardian dan Supermarket besar di kotamu.

Last, Packaging!

Entah kenapa, akhir-akhir ini nggak komplit rasanya bahasin produk tanpa menilai kemasan luarnya secara keseluruhan. Soalnya ini adalah first impression apakah nanti bakalan aku beli atau nggak. Honestly, design dari Lactacyd Herbal ini lebih terkesan klinis, bersih dan terlalu plain (soalnya klinis). Agak sedikit terkesan ‘biasa’.

Kalau orang awam yang nggak tahu kualitasnya yang lumayan, mungkin akan berpikir dua kali untuk membeli produknya. Tapi so far, aku lumayan suka, walaupun agak sedikit terkesan kosong.

Nah, aku sendiri sudah membuktikan keunggulan Lactacyd Herbal sebagai sahabat terbaik agar miss V terasa bersih dan nyaman jauh dari keputihan. Dengan Lactacyd Herbal, aku bisa #JadiYangKumau tanpa khawatir dengan musuh bebuyutan bernama ‘gatal’ di organ intim. Mimpiku bekerja sebagai full time Content Writer, a part time of beauty blogger serta hobiku travelling jadi makin pede berkat Lactacyd Herbal.

Psst... sebelum berakhir, aku mau tahu dong apa sih cerita sedih dan senang di kala red days dan bagaimana caranya kalian mengatasinya? Sharing ya di kolom komentar...:)

Lactacyd Herbal, jadi apapun yang kamu mau..

Website: www.lactacyd.co.id

Facebook Fanpage: Lactacyd_id

Twitter: Lactacyd_id

#HaloLactacydHerbal #JadiYangKuMau

0 Comments

#KuatDariAkar #NaturHairCare #NaturHairBeautyDating #HairBeautyStory #Tonic #HairFall

Lawan masalah rambut rontok dengan Natur Hair Tonic Ginseng Extract!

By venny-first-diary,blogspot.com - Sunday, April 16, 2017

Pernahkah kamu merasa khawatir dengan kerapuhan rambut yang ujung-ujungnya berakhir dengan masalah kerontokan? Kalau aku pernah, bahkan sempat panik karena yang rontok itu bukan hanya satu dua helai, melainkan segumpalan di tangan! Bayangin aja betapa kagetnya diriku mengalami hal ini hampir setiap hari saat menyisir rambut. Padahal rambut yang indah itu merupakan aset wanita yang paling berharga. Tentu ini pertanda kalau rambutku butuh asupan nutrisi untuk mengembalikan kilau alami dan kesehatan rambut yang kurang terjaga selama ini.

So, tiga minggu belakangan ini aku lagi rajin menggunakan hair tonic dari Natur sebagai andalan untuk mengusir rambut rontok. Buat kalian yang masih belum tahu apa itu hair tonic, jadi perawatan rambut ini merupakan langkah untuk menyuburkan serta memperkuat akar rambut agar jauh dari masalah kerontokan. Hair tonic juga paling pas dipakai sehabis keramas, saat rambut masih dalam keadaan bersih dan setengah basah sehingga akan lebih mudah menyerap ke dalam kulit kepala.

Hair tonic dari Natur yang kupunya hadir dari seri Ginseng Extract, dikhususkan untuk merawat rambut yang stress, rapuh dan mengalami masalah hair fall dalam jumlah yang cukup banyak. Pertama kali nyobain memang agak sedikit khawatir, namun banyak bisikan-bisikan dari internet dan juga temen-temen yang menobatkan Hair Tonic dari Natur sebagai jawaranya mengatasi rambut rontok, benarkah begitu? Langsung kita ke review, yuk!

Packaging

Kalau ngomongin soal bentuk kemasan, aku memang agak sedikit picky karena itu merupakan kesan pertama yang membuatku tertarik membeli suatu produk.

Kebetulannya nih, packaging Natur yang berwarna hitam menarik perhatianku karena memberi kesan mewah.

kemasan botolnya yang kokoh dan elegan

Sayangnya, tulisan di packaging-nya hanya ditempel begitu saja, bukan jenis print atau tinta timbul keemasan yang akan membuat tampilannya lebih eksklusif. No wonder sih, kalau harganya nggak begitu mahal untuk ukuran hair tonic lokal. Punyaku sendiri isinya sekitar 125 ml, well, cukup dipakai 2-3 bulanan ke depan dan melihat hasilnya dirambutku.

kemasan corongnya yang lancip dan bikin pemakaiannya jadi super mudah dan nggak ribet

Aku juga suka dengan design corongnya yang lancip banget yang menjadikan hair tonic ini sebagai nilai tambah. Soalnya jadi bikin gampang untuk pemakaiannya sehari-hari, nggak perlu dituang ke tangan dan bikin belepotan. Tinggal tuang langsung di garis kulit kepala, kemudian dipijat lembut deh. Nice, Natur!

Texture

Rata-rata tekstur hair tonic itu cair menyerupai air, nah Natur Natural Extract Hair Tonic Ginseng ini memang cair banget dengan warna cokelat yang nggak begitu pekat. For Your Information (FYI) warna cokelat dalam hair tonic ini dihasilkan oleh ekstraksi alami dari ginseng, bukan dari pewarna buatan. Teksturnya yang cair menjadikan nggak lengket digunakan, bahkan menyerap dengan sangat cepat.

Sayangnya nggak sempat aku foto, kelupaan sih jadi mohon di maafkan yah ^^;

Scent

Kalau dulu dengerin brand Natur, pasti aku selalu ingat dengan wangi tradisionalnya yang cukup pekat dan bikin pusing kepala. Nggak bakal deh aku betah menggunakan produknya karena aromanya yang menurunkan mood begitu. Tetapi saat ini, boleh percaya atau nggak, aku sangat addict dengan keharumannya yang alami dan nggak terlalu didominasi dengan wewangian klasik ala Natur yang dulu. Secara scent, aku musti bilang kalau Natur sudah improved banget sehingga membuatku betah berlama-lama mencium wangi disetiap helaian rambutku.

Results

Setelah menggunakannya rutin seminggu tiga kali selama 21 hari, hair tonic ini cukup ampuh menjawab permasalahan rambut rontokku. Kalau boleh dibilang, pertumbuhan rambutku meningkat 30% dan kerontokannya berkurang hingga 20%. Walaupun pada dasarnya rambutku sudah subur, tetap aja senang ketika menyisir rambut hanya beberapa helai saja rambut rontok yang ketinggalan di sisir.

Pokoknya Natur Natural Extract Hair Tonic merupakan penyelamat di kala rambut sedang rontok parah. Di kulit kepala juga nggak kerasa begitu dingin, yang menandakan hair tonic ini bebas dari alkohol. Sekarang, nggak cuma masalah rambut rontok yang dilawan, namun juga rambut kering dan kusam menjadi lebih ternutrisi alami.

Aku sangat merekomendasikan produk ini juga bagi kamu yang mengenakan hijab dalam keseharianmu. Kayaknya sudah bukan rahasia umum lagi kalau rambut yang tertutup rapat oleh jilbab lebih rentan mengalami masalah rambut rontok. That's why kamu juga perlu menjaga kesehatan rambut dengan perawatan dari rumah yaitu hair tonic. Psst... imbangi juga dengan pola makan yang sehat dan masker alami di rumah untuk rambut yang kuat, ya!

How to Use?

cara pemakaian ala Natur tertulis di kemasan belakang box-nya

Normalnya itu hair tonic digunakan dalam kondisi kulit kepala yang bersih sehabis menggunakan sampo dan kondisioner. Kamu cukup menuangkan hair tonic ini di telapak tangan sebanyak 5-6 tetes atau dengan cara langsung mengoleskan hair tonic ini langsung ke garis rambut. Nggak perlu takut berlepotan karena bentuk corongnya runcing sehingga bisa digunakan ke kulit kepala. Setelah itu, tunggu sekitar tiga detik dan pijat lembut. Tidak hanya dapat merangsang pertumbuhan rambut, tetapi pijatan di kepala ampuh untuk memperlancar peredaran darah sehingga kamu merasa rileks. Cukup pijat selama 2-3 menit kemudian lanjutkan dengan perawatan rambut lainnya.

Kalau aku sih selalu mengombinasikannya dengan Natur Hair Serum, biar semakin lembap dan harum. Soalnya setiap pagi rambutku selalu berhadapan dengan catokan maupun hair dryer sehingga butuh perawatan ekstra untuk rambut sehat berkilau.

Nah, bagaimana dengan caramu agar rambut tetap sehat bebas dari rontok dan #KuatdariAkar sehari-hari? Share juga dong ritual perawatan rambutmu di kolom komentar agar sister dengan permasalahan yang sama bisa menemukan solusi yang tepat untuk mengusir rambut yang rapuh:)

Where To Buy?

Indomaret, Alfamart, Ranch Market, Guardian dan supermarket besar lainnya di kotamu.

Price?

43.600 di Guardian

What i like:

Kemasannya lumayan banyak, bisa awet dipakai 2-3 bulanan

Wanginya seger, modern dan kombinasi tradisional menjadi satu

Harganya affordable, cocok dikantongku

Rasa segar dikepala nggak begitu berlebihan

Menyuburkan rambut dan mengurangi rambut rontok hingga 20% dalam waktu kurang dari sebulan

Nggak lepek

Rambutku terasa halus, lembut dan ternutrisi

Diekstrak secara alami, thats why isinya nggak bisa dicampur dengan air karena akan merusak bahan alami di dalamnya

Harganya lumayan murah untuk isi dan kualitasnya

Gampang ditemukan di supermarket

What I dont like:

Packaging-nya masih menggunakan model tempel biasa, agak sedikit mengurangi tampilan eksklusif dari warna dan bentuk botolnya sih..

Baru tersedia dalam satu kemasan, kurang cocok dibawa pergi buat travelling, aku sih berharapnya muncul kemasan 60 ml yang lebih travel friendly dan muat di tas kosmetikku.

Repurchase? Totally yes!

Score? 4/5

Just say ‘hi’ to my social media platform and keep in touch.

FACEBOOK/ INSTAGRAM/ TWITTER