Get Lost #1: Cerita dari Hutan Mangrove

By venny-first-diary,blogspot.com - Saturday, April 29, 2017


Membangun ‘mood’ yang sering nggak keruan untuk ngeblog lagi selama vakum cukup lama ternyata bukanlah perkara mudah. Rasanya seperti penyakit ‘malas’ yang mewabah dan hal ini cukup sering membuatku jengkel. Pasalnya menulis adalah hobiku. Namun karena penyakit mager seusai bekerja membuat blog ini beberapa bulan belakangan semakin terbengkalai.

Tetapi karena kalian adalah saudari perempuanku, aku ngerasa perlu sharing beberapa hal yang menurutku penting dan mudah-mudahan bisa berguna untuk kalian nanti di tengah perjuanganku melawan rasa mager ini (lebay hehe^^)

Jadi hari ini ceritanya flash back kembali di Sabtu lalu saat aku, Mei dan Kak Lita, teman beauty bloggerku yang paling akrab merencanakan sudah saatnya kita mulai jalan-jalan bersama serta menghabiskan waktu quality time yang saat ini cukup sulit karena kita bertiga masing-masing sudah bekerja. Yeay, finally Mei udah nyusul kerja sehabis lulus sidang kemarin. Dan kita bertiga sama-sama menyadari betapa pentingnya momen berkumpul bersama serta rehat dari kegiatan kantor yang menjemukan.

So, setelah beberapa lama akhirnya kita membulatkan tekad untuk menjelajahi indahnya hutan Mangrove yang sempat populer di sosial media itu. Sekalian juga seusai jalan-jalan cantik di hutan bakau itu, kita sudah menyiapkan ancang-ancang untuk menghabiskan waktu ngopi serta makan siang bareng di ruko Pantai Indah Kapuk (PIK). 


Kamu sendiri pastinya sudah tahu wisata alam yang menawarkan sejuta spot indah dari hutan Mangrove, bukan? Taman wisata alam hutan Mangrove PIK ini sendiri merupakan kawasan hutan bakau yang masih tersisa sehingga sangat dilindungi sebagai penahan air di pesisir Jakarta. Karena terawat dan asri, hutan Mangrove sangat cocok dijadikan sebagai tempat wisata yang tidak hanya apik, adem namun juga instagramable untuk diabadikan saat jalan-jalan di sini. Tapi eitss.. sebaiknya kamu tidak memotret momen cantik di sini dengan lensa kamera karena nantinya akan didenda hingga sejuta rupiah. Cukup gunakan kamera handphone dengan resolusi kamera yang tinggi untuk mengambil momen di dalam hutan yang tengah dilindungi ini.

Nah, meeting point kita setelah membeli tiket masuk seharga Rp. 25.000,- adalah di depan masjid air yang letaknya tidak jauh dari pintu masuk. Sebenarnya pas ke sini, aku agak sedikit nyasar dan nanya beberapa orang satpam sampai akhirnya menuju lokasi yang benar. Aku, Mei dan Kak Lytha sendiri sudah janjian untuk ketemu jam delapan pagi, di mana kondisi matahari masih tidak terlalu tinggi dan terik sehingga merupakan waktu yang baik untuk mengambil foto di tempat terbuka. Namun apa daya, jalanan di Jakarta itu memang nggak bisa diprediksi. Ada saja hal-hal yang terjadi sehingga kita agak molor sedikit dari waktu yang dijanjikan.

Penasaran apa saja yang kita temukan di hutan Mangrove ini? Sebenarnya banyak, sayangnya tidak semua aku abadikan dalam kamera. Spot unik pertama yang sangat menarik perhatianku adalah:

1.   Pondok penginapan unik untuk para traveller
Aku sebut unik karena bentuknya yang nggak biasa, segitiga sama sisi dengan ukuran tidak terlalu besar namun terjejer rapi dan pemandangannya langsung menghadap perairan hutan mangrove. 


Ukurannya nggak terlalu gede, pas lah untuk dua orang. Yang kudenger sih semalam menginapnya sekitar 300 ribuan. Kurang worth it kalau mengingat kondisinya yang cukup sempit, pendingin ruangan yang hanya mengandalkan kipas (katanya) dan kamar mandi di luar. Tetapi untuk kamu yang mencintai dunia alam dan ingin lebih dekat dengan suasana rimba, well, tinggal semalam di sini tentu akan menjadi pengalaman seru yang bisa kamu bagikan ceritanya pada keluarga nanti.

2.  Bertemu dengan Mr.Biawak!
Nah, di sini nih momen lucunya. For Your Information (FYI) karena ini kunjungan pertamaku ke hutan Mangrove, aku sama sekali nggak tahu kalau akan menemukan spesies fauna bernama biawak seukuran paha orang dewasa di sini. 

Jadi ceritanya kita bertiga sedang istirahat setelah mengelilingi dan memotret diri di kawasan ini. Duduklah aku, Mei dan kak Lytha di pondoknya sambil melihat hasil foto tadi. Tiba-tiba terdengar bunyi ‘kresek kresek’ yang cukup mengalihkan perhatian di balik tempat peristirahatan, sampai kita bertiga melongo ketika rupa biawak yang kukira komodo itu muncul. Langsung deh aku melompat berdiri, menyiapkan kamera handphone dan merekamnya. Wuihh.. beruntung banget sekaligus agak takut sih. Tak berapa lama kemudian, Mr. biawak berenang dan sekitar 30 detik, aku mendengarkan suara teriakan dari orang-orang yang menaiki perahu dayung mengatakan begini:
“Astaga! Buaya! Buaya! Cepat kayuh, itu buaya lho! Buaya!,”teriak suara perempuan dengan nada panik dan ketakutan yang dominan.
“Iya buaya! Buaya!,”sambung suara anak kecil dengan nada yang tak kalah hebohnya dengan perempuan tadi.
“E-e-e.. bukan! Itu biawak! Gak perlu takut. Jangan banyak gerak, nanti kebalik lho perahunya!,”
Sukseslah kita bertiga tergelak geli mendengarkan suara orang yang tengah panik itu (jahat, ya?) hehe. Untung perahu dayungnya nggak kebalik beneran, bisa berabe pada basah kuyup ke tepian nanti.

3.  Menanam Mangrove
Kita cuma bisa menikmati tanaman mangrove ini dari jauh, nggak sempat mencicipi serunya menanam mangrove. But it’s okay, yang penting kita tetap seru-seruan menikmati suasana mangrove di sini.



4.  Momen menegangkan menelusuri jalan setapak ‘rapuh’ yang terbuat dari batang kayu dan bambu
Mungkin karena udah lama ya, jadi kayu-kayunya banyak yang lapuk sehingga memang perlu berhati-hati di sini. Aku sendiri hampir aja terjatuh karena salah satu kayu yang sudah rapuh. Untung berpegangan, jadi kakinya nggak jadi jatuh atau terjepit. 

salah satu sisi instagramable di hutan Mangrove tapi harus hati-hati karena bagian ini banyak jebakan Batman-nya. Iya, banyak kayu yang lapuk dan bolong sana sini.

5.   Menikmati kesegaran alam Mangrove dengan perahu!
Ini yang nggak sempat kita coba,  karena matahari sudah mulai meninggi dan hawanya agak terik sehingga membuat kita berpikir ulang dua kali untuk menaiki perahu. Buat menaiki perahu ini sendiri, kamu bisa pilih mau perahu dayung atau boat,  yang harganya berbeda-beda sesuai jumlah tumpangan atau durasi yang sudah ditentuin.

Nah, seusai menjelajahi pesona hutan Mangrove, walaupun hari itu aku lumayan capek karena baru bisa tidur menjelang subuh dan bangun subuhnya lagi, tapi senang banget karena liburan ke sini terbayarkan sudah. Ada sedikit sentilan di hati sih waktu ngingat jaman kuliah dulu. Kenapa rutinitasnya cuma ‘kuliah-pulang-mall’ doang? Padahal banyak banget sudut Jakarta yang bisa dijelajahi, selain gedung-gedung perkantorannya yang tinggi dan padat. Aahh.. sudahlah mungkin memang baru jodoh mengeksplor Ibu Kota di umur segini, better late rather than never, kan?

Sebelum menutup jalan-jalan di Mangrove, kita memutuskan untuk foto-foto dulu, soalnya sayang banget kalau dipikir dengan perjuangan ke sini yang cukup jauh tapi nggak mengabadikannya dalam memori foto. Karena sudah agak lelah, kita memutuskan foto dengan pose duduk di tengah rindangnya pepohonan yang membuat suasana cukup adem dan tenang. Untungnya, spot yang dijadikan tempat untuk memulai sesi foto terbilang sepi, hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang menikmati suara alam yang begitu dekat hari itu. 

caption foto: "hmm...habis ini makan apa, ya? kruyukk kruyukkk*" (bunyi perut berdendanghehe) 

akhirnya punya foto lagi berdua sama fotografer pribadi *eitss nggak kok, aslinya penasehat yang paling wise di antara kita bertiga^^ 


salah satu potret kesukaanku bersama Mei, yang paling ceriwis dengan segudang cerita yang selalu bikin suasana makin ceria


Dan jam 12:00 siang saat perut sudah keroncongan, akhirnya kita mulai acara jalan-jalan ke kafe-kafe unik dan menarik di PIK. Kak Lytha sendiri jalan duluan karena membawa motor yang nantinya akan diparkirkan dan kita akan jalan bareng. Sedangkan Mei dan aku memesan taksi online untuk melanjutkan perjalanan ke salah satu restoran yang bikin aku penasaran sejak bertahun-tahun lalu.  


Semoga next destination kita nggak mengecewakan, ya! Ditunggu postingan selanjutnya:)

KEEP IN TOUCH HERE:
QUESTION AND SPONSORSHIP
email: vennyfirstyani@yahoo.co.id

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar